Senin, 07 Desember 2015

GURU di DAERAH TERPENCIL

Menjadi seorang guru diperbatasan? Banyak tantangan, banyak keunikan, banyak hal yang baru, bahkan banyak juga hal aneh terutama bagi pendatang baru seperti saya. Mulai dari jenis transportasi, bahasa, budaya, pola makan, sampai pada kebiasaan mandi pun berbeda. Benar-benar baru. Benar-benar asing di negeri sendiri. Tetap masih di NKRI.

Untuk menjangkau tempat mereka, seringkali faktor geografis menjadi tantangan tersendiri. seperti yang dialami oleh para sarjana yang menjadi guru muda ini. Tempat tugas mereka jauh dipelosok
Untuk mengajar anak anak disana selama satu tahun. mungkin ada yang nyeletuk, Wah, ini program ikut ikutan Indonesia mengajar,
Kenyataannya, justru menjadi guru sm3t lebih sulit dari pada ikut indonesia mengajar, kenapa?
Indonesia Mengajar rata rata di kondisikan pada daerah2 daerah yang relatif lebih enak. diamna mereka memiliki induk semang, Sementara para guru SMTTT  seringkali ditempatkan di tempat yang  jarak antara mes sekolah dan rumah terdekat adalah beberapa kilometer.



Daerah Pantai salura sangat kaya akan pepohonan kelapa. bahkan hasil kelapa dijual keluar daerah. Dari kelapa pula para penduduk bisa menambah penghasilan.
Dari banyaknya kelapa, berpengaruh pula terhadap selera makan dan buadaya makan mereka. Kelapa merupakan makan selingan. Bukan hanya orang tua, bahkan anak-anak pun sangat menyukai makanan buah kelapa.
Uniknya, jika makan kelapa, terutama kelapa muda, naka-anak kecil sudah mandiri, Tidak perlu minta bantuan orang yang lebih tua untuk mengupas, Cukup menggunakan gigi mereka. Seperti layaknya makan buah belimbing, kulit kelapa dikupas memakai gigi-ginya. Setelah mampu membuka dan memecah batok kelapa, dinikmatinya daging kelapa tersebut dengan giginya. Tanpa bantuan alat tajam yang lain.
.



sumber air ini adalah salah satu sumber air tawar yang ada di desa. biasa digunakan untuk ambil air ataupun mencuci dan mandi. seperti kebiasaan para guru muda setelah mereka asik menikmati air laut, mereka menuju sumur desa yang jaraknya kurang lebih 500 m dari mess guru untuk mengguyur badan. disaat mereka mandi, seringkali kerbau kerbau ikut nimbrung air tawar..... hmmm segar.....
keterbatasan tidak menjadikan anak anak ini menyerah, lihat, 4 orang siswa sedang mengerubung 1 laptop. tak ketinggalan umbu ris sedang menduduki singasananya yang berupa bola


anak anak pantai disana tak mengenal apa itu barang elektronik. yang emreka tahu adalah sampan, ikan, dan jala. dan mereka? senyum mereka lebih mewah dari anak2 seusia mereka yang menenteng gadget kemana mana




belajar tak harus dikelas. dikebun belakang sekolah pun mereka bisa belajar. tanpa sepatu dan seragam yang layak bukan halangan bagi mereka untuk belajar.

anak anak disana bukan anak manja. mereka tak malu untuk menjual ikan hasil tangkapan orangtuanya melaut. satu ikat ikan biasa mereka jual 10.000




bahkan anak sekecil inipun berangkat sekolah sambil membawa es lilin untuk di jual.

perjalanan menuju pasar adalah hal yang paling menyenangkan. menyebrangi laut selama dua jam menggunakan perahu nelayan adalah hal yang tideak ditemui di jawa.



pak gulu..... bial caya hapus papannya ya........








ini adalah suasana alat transpotasi utama, mereka menyebutnya oto. dalam satu minggu hanya ada 3 kali trayek jalan ke kecamatan . yaitu hari selasa, kamis, dan sabtu. tak jarang mereka harus naik sampai ke atap karena oto penuh sesak.






menu sederhana dari hasil kebun. sayur daun singkong



memanfaatkan media pintu untuk bermain huruf.


cumi cumi yang siap di keringkan